Wednesday, June 15, 2011

cerpen-ku

Pengorbanan Membawa Cinta
Hujan gerimis masih menyelimuti awan pai yang gelap. Seperti biasa aku berangkat sekolah dengan kakakku. Sampai gerbang sekolah, aku bertemu dengan Kevin temaku dan aku juga menganggap dia sebagai sahabatku, rumahnya pun di sebelah rumahku. Akhirnya akupun menyapanya dan mengajak dia untuk masuk kelas bersama.
“Hai, Kevin”,sapaku , “mau masuk kelas bageng ngga?”
“Hai juga, oke kita masuk sama-sama.”
Kevin adalah siswa paling beken di sekolah, selain pemain basket, Kevin juga jadi pemain band. Apalagi setiap ada lomba atau festival band dia slalu menang. Juara kelas juga menambah daftar prestasinya.
Sejak 1 tahun lalu, aku sudah mengeanal dan menyukai Kevin. Namun, karena melihat status Kevin yang beken di sekolah, aku tahu diri dan hanya memendam perasaanku. Sampai sekarang pun dia masih sering curhat dan minta saran tentang hubungannya dengan cewek-cewek beken di sekolah. Seperti Meli ketua cheerleader, Jeany kapten marchingband, dan Cika ketua MPK.
Aku suka sama dia dan aku selalu mendukungnya. Menurutku melihat orang yang kita sayang bahagia walaupun kita menderita itu adalah sutu perasaan cinta. Dan bila aku cinta Kevin, aku harus menerima konsekuensi itu.
Tapi waktu selalu berganti, akupun sudah tidak tahan untuk mengungkapkan perasaanku. Tapi tidak mungkin bila aku menyatakan cinta pada Kevin. Akhirnya aku minta saran kepada sahabatku Melisa.
“Mel, aku bingung gimana cara aku nyatain perasaanku sama Kevin?”
“Ehm, gimana ya????” Melisa terlihat berpikir karena dia menunjuk dahinnya. “Owh ya, aku punya ide. Gimana kalo kamu yang membuat dia suka sama kamu?”
“Ehm, itu bisa dilakuin sih, tapi gimana caranya?”
“Gimana ya????”, selang beberapa detik, “ Yasmine, benci itu tipis banget sama cinta, jadi kamu harus buat Kevin benci sama kamu, sampai dia terus mikirin kamu, bisa kan?”
“Ha? Buat Kevin benci sama aku? Itu ngga mungkin Mel,” jawabku dengan berpikir rencana itu tidak ngga bisa.
“Itu sih terserah kamu, aku kan cuma ngasi saran.”
“Tapi kan dia sering banget curhat sama aku, rumahnya aja sebelah rumahku, gimana aku buat dia benci?”, kataku dengan memalingkan pandangan dan makan bakso yang sudah aku pesan di kantin.
“Buat dia benci itu gampang”, kata Melisa dengan makan siomay yang dia pesan.
“Ya udah, coba aku pikirin dulu”, kataku sambil berpikir apa cara itu berhasil, tapi sisi lain aku juga menginginkan Kevin tahu perasaanku.
Setelah aku berpikir beberapa saat, akhirnya aku menyetujui saran Melisa. Aku diajari Melisa cara-cara uat Kevin membenci aku. Akhirnya aku menjalankan 2 saran Melisa. 2 hari lagi akan ada ultah sekolah, jadi akan diadain pesta dan biasanya ada dansa, jadi semua anak SMA Harapan membawa pasangan masing-masing. Aku bingung harus datang dengan siapa, karena sampai sekarang tidak ada yang mengajak aku, Melisa pun sudah mendapat pasangan.
Tiba-tiba aku melihat Rico teman sekelasku yang sudah berkali-kali menyatakan cinta denganku tapi selalu aku tolak. Karena terpaksa akhirnya aku memancing dia untuk mengajakku ke pesta dansa dan belum lama aku memancing dia diapun mengajakku dan aku menyetujuinya.
Malam-malam saat aku stres karena mengerjakan Kimia dan Matematika, tiba-tiba Kevin telepon aku.
“Halo, 2 hari lagi kan pesta dansa, kamu mau datang sama aku Yasmine?”
Dalam hati aku seneng banget karena Kevin mengajak aku, aku merasa ingin menjerit keras-keras, tapi sebelum aku menjerit aku ingat Kevin sedang meneleponku. Aku urungkan niatku itu, dan mendekatkan gagang telepon ke telingaku.
“Halo Yasmine, gimana mau?”
“Maaf ya Kevin, tapi aku udah janji sama temenku buat dateng sama dia” jawabku sombong tapi dalam hati kecilku aku sebenarnya ingin dateng sama dia. Karena rencana Meisa aku harus bisa buat Kevin benci aku.
“Kok tumben anget, kamu ngomong kayak gitu sama aku, ada apa? Ada masalah? Cerita dong sama aku.”
“Ada atau tidak ada masalah itu juga bukan urusan kamu kan.” Kataku sambil menutup telepon.
2 hari selanjutnya.
Saat di pesta dansa, aku datang dengan Rico dan saat masuk lantai dansa, aku bertemu dengan Kevin yang datang dengan Sela, teman sekelasku. Saat aku bertatapan dengan Kevin, dalam hati aku bahagia karena 2 hari ini aku tidak melihat dan mendengar suaranya. Karena itu aku tersenyum, namun Kevin hanya diam saja tanpa ekspresi apapun. Kevin marah, pikirku. Berarti apa yang dikatakan Melisa benar dan cara pertama pun sukses.
Saat masuk acara dansa, aku sangat jengkel karena Kevin bermesraan dengan Sela. Tapi terlihat dari matanya, terlihat Kevin tidak nyaman berdansa dengan Sela. Karena melihat itu, aku ingin menjalankan rencana kedua.
Saat itu aku mengajak Rico untuk berdansa denganku. Dan aku memeluk Rico melewati Kevin. Kevin melihatnya dan terlihat bahwa dia marah. Mungkin karena tidak nyaman dan tidak tahan melihat aku dengan Rico Kevin mengajak Sela pergi dari lantai dansa. Saat aku mencarinya dia sudah hilang entah ke mana.
Keesokan harinya aku bangun kesiangan karena tadi mlam pulang hampir subuh. Aku terlambat ke sekolah, dan saat aku sampai di sekolah aku tahu bahwa aku benar-benar telat. Untung aku masuk saat pimtu gerbang hampir di tutup Pak Jhony, satpam sekolah yang alay tapi galak banget.
Saat aku membuka pintu kelas, tiba-tiba Rico ada di depanku. Dan serentak teman-teman sekelas menyorakiku dengan Rico, mungkin karena biasanya aku menjauhi Rico tapi kemarin aku berdansa dengannya. Aku mengabaikan sorakan teman sekelasku dan pergi ke kursiku, tapi saat aku ke kanan Rico ke kiri dan saat aku ke kiri Rico ke kanan dan itu berulang beberapa kali, jadi aku bingung akan ke kanan atau kiri. Teman-teman mulai meyoraki lagi, akhirnya Rico mengalah dan mundur. Aku berjalan ke kursiku dengan sorakan teman-teman yang bener – bener keras.
Saat aku duduk di kursiku, Melisa langsung membisikiku.
“Yasmine, coba lihat belakang. Kevin kelihatan marah banget”
Setelah aku menoleh ke belakang aku melihat ekspresi kesal Kevin dan dia sedang bermain handphone di kursi belakang.
Saat istirahat, tiba-tiba Kevin menarik tanganku dan aku dibawanya ke bangku taman sekolah.
“Kamu kenapa sih tark-tarik aku ke sini, ini bener-bener sakit,” kataku kesal,
“Maaf, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“Mau ngomong apa? Kalau Cuma mau ngomong, kenapa kamu bawa aku ke sini kan bisa ngomong di kantin.”
“Aku harus ngomong berdua sama kamu, dan aku harap kamu ngga marah sama aku.”
“Emang mau ngomong apa? Sampai segitunya, ngomong sekarang aja, aku janji ngga akan marah.”
“Yasmine, sekaran aku baru sadar kalau sebenarnya aku sudah dari dulu suka sama kamu.”
“Ha????”
“Iya, sory kalau dulu aku ngga pernah sadar kalau aku suka sama kamu.”
“Kenapa sekarang kamu tiba-tiba sadar kalau kamu suka sama aku?”
“Karena masalah kemarin saat pesta dansa. Aku ngga suka kau deket sama cowok lain. Dan aku mengingat masa- masa waktu kita main bersama. Aku seneng bila kamu ada di deket aku.”
Di situ aku bener-bener kaget dan tak bisa menjawab apa-apa. Karena bingung, aku langsung lari, pergi meninggalkan Kevin di taman. Dan aku cerita semua yang barusan terjadi dengan Melisa. Dan dia senang banget karena rencananya berhasil. Tapi aku masih bingung kalau misalnya nanti aku bertemu dengan Kevin. Aku malu tapi juga senang karena akhirnya dia tidak hanya melihat tetapi juga benar-benar memandang aku.
Hari itu aku sangat capek karena memikirkan banyak masalah.Sampai di rumah aku langsung membaringkan tubuhku di tempa tidur. Dan tidak terasa, saat aku bangun tidur sudah jam 7 malam. Aku cepat-cepat mandi dan mengerjakan pr. Saat sedang sibuk dengan pr-ku, tiba-tiba ada yang mengetuk jendelaku dan aku rasa dia memukul jendela dengan btu atau benda keras lainnya. Saat aku membuka jendela, aku tidak melihat siapa-siapa di bawah, dan waktu aku ingin menutup jendela kembali, Kevin memanggil namaku dari jendela kamarnya yang memang berhadapan engan jendela kamarku. Aku langsung menjerit kaget, dan dia bertanya kepadaku.
“Yasmine, kamu marah sama aku ya?”
“Oh nggak, kenapa aku marah sama kamu?”,jawabku dengan agak gugup.
“Oh, aku kira kamu marah sama aku karena tadi waktu di taman kamu ninggalin aku.”
“Nggak, aku nggak marah sama kamu, aku cuma bingung.”
“Kalau begitu aku mau cerita sama kamu tentang mimpiku semalam.”
“Oh ya cerita aja, pasti aku dengerin.”
Di situ Kevin cerita tentang mimpinya semalam bahwa dia berlibur di kota impiannya yaitu Roma dan dia berlibur denganku. Karena aku tertarik dengan mimipinya, aku mendengarkan smua ceritanya sampai lupa waktu bahwa aku punya pr. Dan karena aku cerita aku ingin mengerjakan pr, Kevin bilang bahwa dia sudah mengerjaknnya dan ingin meminjamkannya padaku, karena dia yang sudah membuat aku lupa mengerjakan pr.
Hari-hari kami berjalan seperti biasa walau sikap Kevin terkadan agak aneh. Sampai hari tiba-tiba dia mengajak ke restoran kesukaanku. Sebelum kejadian ini terjadi aku sebenarnya juga mengharapkan bahwa Kevin menyatakan cintanya sekali lagi dan aku pun juga akan jujur dengannya karena kesalahan bodohku waktu di taman.
“Yasmine, kamu seneng kan aku ajak ke sini?” tanya Kevin memecah kesunyian.
“Oh ya aku seneng banget, kebetulan aku sudah lama aku nggak ke sini.”
“Yasmine, aku mau ngomong sesuatu.”Dan saat itu perasaanku mulai tidak enak.
“Sekarang aku mau tanya sekali lagi, kamu mau jadi pacar aku?”
“Iya”, kataku beberapa menit kemudian. Dengan agak ragu aku akhirnya menjawab iya, namun dalam hati aku yakin sekali kalau aku mencintai Kevin. Mungkin karena aku lebih sering menganggap dia sebagai sahabatku perasaan ragu itu terkadang muncul lagi. Tapi hari itu aku akui adalah hari yang terindah dalam hidupku.
Setelah itu akupun mengajak Kevin pulang, saat sampai depan rumahku aku mengajak dia untuk naik ke atap. Dan kitapun melihat indahnya bulan dan bintang malam itu di atap kamarku.

No comments:

Post a Comment